Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancanegara
INIRUMAHPINTAR - INI klarifikasi paling lengkap ihwal misal, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Modern Mancguagara. Teater berasal dari bahasa Yunani theatron yang berarti panggung tempat menonton. Pada mulanya juga diartikan sekumpulan penonton, kemudian ruang penonton, dan akibatnya berarti gedung pertunjukan seluruhnya, termasuk panggungnya. Pada masa kini (zaman now) segala yang bertalian dengan pantomim, mimik, permainan topeng, balet, opera, pertunjukan boneka (marionet), deklamasi, termasuk pula sega macam adegan wayang ialah cakupan teater.
Bentuk dasar karya seni terbentuk melalui proses cipta, rasa, dan karsa. Bobot, nilai, dan mutu karya seni bergantung pada kepekaan rasa keindahan insan penciptanya dan perembesan serta penghargaan lingkungan masyarakatnya. Oleh alasannya itu, kesenian dikatakan sebagai hasil akal daya insan yang mencerminkan ungkapan makna kehidupan.
Selanjutnya, kesenian diwujudkan dan digarap dalam bentuk yang bersifat indah dan menghibur para penikmatnya sekaligus dimasukkan sebagai penggalan dari kebudayaan dan nilai-nilai rohani yang fundamental dalam kehidupan manusia. Lalu, makna kehidupan dan nilai-nilai rohani itulah yang kemudian dirangkum menjadi nilai moral dalam sebuah kegiatan kesenian, termasuk seni teater.
Teater, entah itu teater Nusantara ataupun teater mancguagara ialah karya seni yang tidak spesialuntuk memdiberi rasa senang bagi para penikmatnya. Akan tetapi, lebih dari itu teater juga memdiberi sumbangsih yang berkhasiat bagi keluhuran akal dan kematangan jiwa. Bahkan teater bukan sekedar sebagai tontonan saja tetapi juga mempersembahkan tuntunan kepada masyarakat penikmatnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kesenian mencerminkan ungkapan makna hidup dan makna hidup yang dimaksud ialah nilai moral.
sepertiyang teater Nusantara, teater mancguagara juga sarat dengan nilai moral dan ialah cerminan makna hidup oleh penciptanya.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa teladan karya seni teater mancguagara di Asia.
Kita awali dengan mamahami konsep pengertian dari seni teater mancguagara. Karya seni teater mancguagara ialah karya seni teater yang ada di mancguagara yang masih terikat hukum kedaerahan atau susila di masing-masing daerahnya. Karya seni teater tradisional mancguagara yang terdapat di Asia, di antaranya sebagai diberikut:
1. Nok
Nok ialah teater atau drama tradisi Thailand yang berasal dari provinsi-provinsi selatan. Pementasan dalam lakon nok ditutup dengan prosesi keagamaan. Nok ini bergotong-royong ialah reformasi seni rakyat Thailand yang berjulukan lakon jatri. Nok mempunyai arti di luar atau selatan.
2. Nibhathin
Nibhatin ialah bentuk pertunjukan roh yang berasal dari Burma. Para pelakonnya ialah para penghibur keliling yang menggunakan agama sebagai payung bagi kegiatan sekuler mereka.
3. Hat Cheo
Hat Cheo ialah bentuk tertua dari pertunjukan Vietnam. Hat Cheo ialah bentuk pembaharuan dari nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan dagelan rakyat yang dipertunjukkan oleh para petani Vietnam pada ekspresi dominan pguan. Pertunjukan-pertunjukan rakyat kasta bawah ini lambat laun serius pada sindiran sosial, terutama para pemegang kasta menengah ke atas yang tidak adil kepada rakyat.
4. Trott
Trott ialah drama tari di tempat pedesaan Kamboja, yakni sebuah tari berburu rusa yang khas. Pemain-pemain menggunakan topeng untuk memerankan lakon sebagai pemburu, lembu jantan, raksasa, dan rusa.
5. Noh
Noh ialah bentuk teater musikal yang paling renta di negeri Sakura, Jepang. Penceritaan tidak spesialuntuk dilakukan dengan dialog, tetapi juga disertai dengan nyanyian (utai), tari-tarian, dan ienteng musik (hayashi). Ciri unik lainnya, sang pemain drama utama menggunakan pakaian sutra dengan corak warna-warni sembari menggunakan topeng kayu. Topeng-topeng tersebut bertujuan untuk memperjelas karakter tokoh-tokoh yang diperankan para pelakonnya.
6. Kabuki
Kabuki ialah sebuah bentuk teater klasik Jepang yang ber-evolusi pada permulaan kurun ke-17. Istilah kabuki beranjak dari 3 karakter Jepang yaitu, ka (nyanyian), bu (tarian), dan ki (keterampilan). Keterampilan dalam hal ini dimaksudkan ialah keterampilan menggunakan pedang. Ciri khasnya berbentuk irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostumnya sangat meriah, tata riasnya sangat mencolok, dan menggunakan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di atas panggung. Tata rias wajah atau make up juga menonjolkan karakter tokoh yang dilakonkan. Lakonnya umumnya mengambil tema kurun pertengahan. Selain itu, tiruana tokoh dalam lakon atau cerita, baik laki-laki maupun wanita, dimainkan oleh kaum pria.
7. Bunraku
Bunraku terkenal sekitar kurun ke-16. Bunraku ialah teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan ienteng nyanyian yang sifatnya menceritakan. Musik yang dimainkan ialah shamisen, yaitu alat musik petik berdawai 3. Bunraku ialah salah satu bentuk teater yang paling halus di dunia. Para dalang atau yang menggerakkan boneka berpakaian serba hitam.
8. Kyogen
Kyogen ialah sebuah teater klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan agresi dan obrolan yang amat gaya. Selain itu, lampau teater ini dipentaskan di sela-sela pementasan noh meski kini terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng.
9. Mithila-Orissa
Mithila-orissa berasal dari Odissi, India. Teater ini menandai adanya imbas tarian di dalam interaksi budaya antardaerah.
10. Pansori
Pansori ialah suatu format dalam cerita. Ada seorang pemain sandiwara sebagai sentra yang memberikan obrolan dan nyanyian menjadi suatu kisah utuh, sedangkan pemain sandiwara yang lain menambahkan penggambaran suasana hati dan irama sesuai kisah disertai pukulan drum dan kata-kata lisan yang disebut chuimsae. Baik talchum maupun pansori tidak mempunyai naskah tertulis. Keduanya menggunakan sastra lisan yang berkembang secara turun temurun.
11. Talchum
Talchum secara harfiah berarti tari topeng. Talchum ialah seni pertunjukan yang mengandung seni musik, tari, dan termasuk juga seni teater. Para pemain menggunakan topeng dan memainkan naskah dengan dialog, tarian, dan nyanyian. Oleh alasannya itu, pemain sandiwara sanggup merahasiakan identitas mereka. Banyak dari permainan yang dimainkan mengandung syair sindiran.
1. Teater Modern di Jepang
Teater modern Jepang dimulai awal kurun ke-20 (1910) dengan tetap pada konsep shingeki (percobaan gaya teater Barat) dengan mengambil gaya naturalistik dan tema-tema kontemporer yang kontras dengan noh ataupun kabuki.
Para periode diberikutnya muncul fenomena pertumbuhan dalam drama kreasi baru, di mana memperkenalkan konsep estetik yang segar dan merevolusi teater modern ortodoks. Selain itu, dipakai gaya realistis dan bentuk drama psikologi.
misal teater modern Jepang ialah opera Pinokio yang pernah dipentaskan oleh kelompok teater Jepang, Konnyakuza, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 16-17 Mei 2017 silam.
Naskah opera Pinokio ini digarap oleh Kiyokazu Yamamoto bersama sutradara Tae Ito. Pertunjukan opera Pinokio tersebut didukung oleh empat pemain, yaitu Takao Imura, Toshiyuki Sato, Mayumi Okahara, dan Satomi Tanaka. Selain itu, diiringi permainan piano oleh Kyoko Hagi.
Ceritanya sangat orisinil, menonjolkan kegembiraan Pinokio berpetualang dan menjadi remaja sehabis berpetualang.
sepertiyang kisah Pinokio yang kita kenal selama ini, opera Pinokio ini juga mengisahkan boneka kayu dan pembuat boneka tersebut, yaitu seorang kakek berjulukan Gepetto.
Petualangan Pinokio berawal dari berangkat ke sekolah, kemudian terpengaruhi mengikuti pertunjukan boneka. Lalu, Pinokio ditipu oleh kucing dan rubah sehingga tersesat.
Oleh alasannya merasa lapar, ia makan tomat milik petani dan ditangkap alasannya dikira mencuri ayam. Pinokio dibebaskan sehabis diketahui bahwa yang mencuri ayam ialah kucing dan rubah.
Petualangan Pinokio berlanjut, yaitu naik kereta kuda sampai lupa wktu dan bermetamorfosis keledai alasannya lupa wktu tersebut. Pengrajin tabuh melemparkannya ke bahari dan Pinokio ditelan ikan paus. Pinokio bertemu kakek Gepetto yang juga tertelan ikan paus dikala mengembara mencarinya. Mereka meloncat dari ekspresi ikan paus dan bebas.
Pinokio sudah mengembara jauh. Ia tidak spesialuntuk menjadi kuat, tetapi juga menjadi anak yang baik. Melalui opera ini, diperlukan belum dewasa bersikap baik dan tumbuh menjadi insan remaja yang baik. Selain itu, opera ini juga menawarkan bahwa belum dewasa butuh bermain.
Kelompk teater Jepang, Konnyakuza juga pernah tampil mementaskan Si Teto Robot (2001) dan Gauche the Cellist (2003) di Indonesia.
2. Teater Modern di Malaysia
Teater Malaysia berjudul Angin Kering. Teater ini karya Datuk Johan Jaaffar yang menggabungkan Persatuan Kreatif Budaya Anak Seni (KUBAS) dan Persatuan Warisan Budaya (AKRAB). Naskah Angin Kering ini mengisahkan ihwal sekumpulakn insan dari banyak sekali golongan yang sedang menghadapi ajal alasannya kekeenteng dan kegerahan.
Keadaan tersebut mendorong para insan tersebut berkhayal ihwal kemewahan sehingga melupakan keadaan yang sebenarnya. Konflik pun muncul ketika mereka saling mencari laba untuk diri sendiri.
Selain itu, teater Malaysia lainnya yaitu Kerusi, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok seni Teater dan Persembahan Anak Kolej PTPL (Rentak PTPL, Sabah). Juga ada teater Terdampar, karya Slwomir Mrozek yang dipentaskan oleh Sanggar Creative Production (Sarawak), Selanjutnya ada teater Uraung Ulu Hatinye Luke Lagih, karya Ibrahim Mohd. Selanjutnya teater Taib yang dipentaskan oleh kelompok KEULU (Terengganu). Terakhir, ada juga teater Jebat, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok Resdungis (Pulau Pinang).
Karya-karya seni teater tersebut turut serta dalam bazar teater di Malaysia pada tahun 2006 silam. Sebagai pemenangnya yaitu teater berjudul Angin Kering, yang memperoleh 5 kategori penghargaan.
3. Teater Modern di Korea
Sesudah Negara Korea membuka pintu terhadap negara-negara gila pada tamat kurun ke-19, muncul teater modern yang pertama, yaitu Hyopyul-Sa, pada tahun 1902. "Permainan Baru" menjadi istilah Korea untuk drama Barat pada waktu itu. Panggung teater baru, ibarat Shakespeare mulai diperkenalkan sebagai gelombang gres dalam seni teater Korea. Sekarang ini format yang tradisional dilanjutkan oleh Lembaga Pelestarian Budaya. Dalam hal ini, pemerintah membiayai seniman tradisional untuk kelestarian teater tradisional.
Teater Korea kini mempunyai 3 misi utama. Pertama, pemerintah membiayai teater, ibarat Nasional Teater dan Seoul. Selain itu, pemerintah mendirikan Pusat Perbendaharaan Seni yang terdiri dari teater tradisional dan klasik Korea. Kedua, menimbulkan Daehakro sebagai Broadway-nya Seoul. Banyak pertunjukan teater eksperimental dan mutakhir diselenggarakan di Daehakro. Ketiga, tujuan paling besar ialah membangun teater Korea sebagai teater yang populer. Hal ini diusahakan dengan banyak membangun gedung teater besar di Seoul yang sebagian besar dipakai untuk panggung pertunjukan musik dan menyaingi Broadway.
sepertiyang teater tradisional Nusantara, teater tradisi mancguagara mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut:
1. Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, contohnya bentuk dan cara penyajian, latar (setting), gerak fisik, dan irama pengiringnya.
2. Dialognya disertai dengan improvisasi.
3. Kaya akan pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya, kisah Ramayana pada teater boneka di India.
4. Pertunjukkan diselenggarakan di pentas terbuka (outdoor).
5. Latar atau setting-nya masih simple (sederhana).
B. Teater Modern Mancguagara
sepertiyang teater modern di Indonesia, teater modern mancguagara mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut:
1. Masih menggunakan naskah
2. Terdapat kebebasan diberimprovisasi
3. Dialog ialah sampiran cerita
4. Timbul dari golongan elit atau kaum terpelajar
5. Kebanyakan meliputi Koreksian terhadap kehidupan masa kini.
Unsur-Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Teater Modern Mancguagara
Selain unsur pokok pementasan teater, terdapat juga unsur pendukung yang berperan dalam keberhasilan pementasan teater, baik teater tradisi maupun teater modern. Adapun unsur-unsur pendukung itu ialah sebagai diberikut:
Tata rias ialah unsur pendukung keberhasilan suatu pementasan teater. Tata rias ini sanggup mendukung kejelasan tabiat atau karakter tokoh yang diperankan.
2. Tata Busana
Pakaian atau busana ialah unsur yang juga sanggup memmenolong memperjelas karakter tokoh yang diperankan. Selain itu, busana yang memadai dan sempurna sanggup membuat penonton lebih tertarik untuk menyaksikan pementasan teater.
3. Tata Musik
Tata musik ialah unsur pendukung pementasan teater yang sanggup menghidupkan suasana lakon melalui suara. Ienteng musik yang dipakai hendaknya sesuai dengan adegan yang dipentaskan sehingga benar-benar menghidupkan lakon tersebut.
4. Tata Cahaya
Unsur cahaya ini mendukung pementasan teater dalam hal memdiberi penerangan dan melenyapkan petang. Tata cahaya juga sangat berkaitan dengan penggambaran latar waktu dan suasana, ibarat ekspresi dominan atau cuaca dalam adegan yang ditampilkan. Selain itu, berfungsi dalam memperkuat kejiwaan sebuah lakon. Tata cahaya sanggup membuat bagian-bagian tertentu dari pentas sesuai dengan lakon yang sedang dimainkan.
5. Dujungasi
Dujungasi ialah pemandangan yang menjadi latar dari sebuah tempat yang dipakai untuk memainkan lakon. Unsur ini sanggup mendukung suasana lakon dalam pementasan teater.
Demikianlah pembahasan lengkap perihal misal, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancguagara. Semoga bermanfaa!
Bentuk dasar karya seni terbentuk melalui proses cipta, rasa, dan karsa. Bobot, nilai, dan mutu karya seni bergantung pada kepekaan rasa keindahan insan penciptanya dan perembesan serta penghargaan lingkungan masyarakatnya. Oleh alasannya itu, kesenian dikatakan sebagai hasil akal daya insan yang mencerminkan ungkapan makna kehidupan.
Selanjutnya, kesenian diwujudkan dan digarap dalam bentuk yang bersifat indah dan menghibur para penikmatnya sekaligus dimasukkan sebagai penggalan dari kebudayaan dan nilai-nilai rohani yang fundamental dalam kehidupan manusia. Lalu, makna kehidupan dan nilai-nilai rohani itulah yang kemudian dirangkum menjadi nilai moral dalam sebuah kegiatan kesenian, termasuk seni teater.
Teater, entah itu teater Nusantara ataupun teater mancguagara ialah karya seni yang tidak spesialuntuk memdiberi rasa senang bagi para penikmatnya. Akan tetapi, lebih dari itu teater juga memdiberi sumbangsih yang berkhasiat bagi keluhuran akal dan kematangan jiwa. Bahkan teater bukan sekedar sebagai tontonan saja tetapi juga mempersembahkan tuntunan kepada masyarakat penikmatnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kesenian mencerminkan ungkapan makna hidup dan makna hidup yang dimaksud ialah nilai moral.
sepertiyang teater Nusantara, teater mancguagara juga sarat dengan nilai moral dan ialah cerminan makna hidup oleh penciptanya.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa teladan karya seni teater mancguagara di Asia.
![]() |
misal, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancguagara |
misal Karya Seni Teater Mancguagara di Asia
A. misal Karya Seni Teater Tradisional Mancguagara di AsiaKita awali dengan mamahami konsep pengertian dari seni teater mancguagara. Karya seni teater mancguagara ialah karya seni teater yang ada di mancguagara yang masih terikat hukum kedaerahan atau susila di masing-masing daerahnya. Karya seni teater tradisional mancguagara yang terdapat di Asia, di antaranya sebagai diberikut:
1. Nok
Nok ialah teater atau drama tradisi Thailand yang berasal dari provinsi-provinsi selatan. Pementasan dalam lakon nok ditutup dengan prosesi keagamaan. Nok ini bergotong-royong ialah reformasi seni rakyat Thailand yang berjulukan lakon jatri. Nok mempunyai arti di luar atau selatan.
2. Nibhathin
Nibhatin ialah bentuk pertunjukan roh yang berasal dari Burma. Para pelakonnya ialah para penghibur keliling yang menggunakan agama sebagai payung bagi kegiatan sekuler mereka.
3. Hat Cheo
Hat Cheo ialah bentuk tertua dari pertunjukan Vietnam. Hat Cheo ialah bentuk pembaharuan dari nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan dagelan rakyat yang dipertunjukkan oleh para petani Vietnam pada ekspresi dominan pguan. Pertunjukan-pertunjukan rakyat kasta bawah ini lambat laun serius pada sindiran sosial, terutama para pemegang kasta menengah ke atas yang tidak adil kepada rakyat.
4. Trott
Trott ialah drama tari di tempat pedesaan Kamboja, yakni sebuah tari berburu rusa yang khas. Pemain-pemain menggunakan topeng untuk memerankan lakon sebagai pemburu, lembu jantan, raksasa, dan rusa.
5. Noh
Noh ialah bentuk teater musikal yang paling renta di negeri Sakura, Jepang. Penceritaan tidak spesialuntuk dilakukan dengan dialog, tetapi juga disertai dengan nyanyian (utai), tari-tarian, dan ienteng musik (hayashi). Ciri unik lainnya, sang pemain drama utama menggunakan pakaian sutra dengan corak warna-warni sembari menggunakan topeng kayu. Topeng-topeng tersebut bertujuan untuk memperjelas karakter tokoh-tokoh yang diperankan para pelakonnya.
6. Kabuki
Kabuki ialah sebuah bentuk teater klasik Jepang yang ber-evolusi pada permulaan kurun ke-17. Istilah kabuki beranjak dari 3 karakter Jepang yaitu, ka (nyanyian), bu (tarian), dan ki (keterampilan). Keterampilan dalam hal ini dimaksudkan ialah keterampilan menggunakan pedang. Ciri khasnya berbentuk irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostumnya sangat meriah, tata riasnya sangat mencolok, dan menggunakan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di atas panggung. Tata rias wajah atau make up juga menonjolkan karakter tokoh yang dilakonkan. Lakonnya umumnya mengambil tema kurun pertengahan. Selain itu, tiruana tokoh dalam lakon atau cerita, baik laki-laki maupun wanita, dimainkan oleh kaum pria.
7. Bunraku
Bunraku terkenal sekitar kurun ke-16. Bunraku ialah teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan ienteng nyanyian yang sifatnya menceritakan. Musik yang dimainkan ialah shamisen, yaitu alat musik petik berdawai 3. Bunraku ialah salah satu bentuk teater yang paling halus di dunia. Para dalang atau yang menggerakkan boneka berpakaian serba hitam.
8. Kyogen
Kyogen ialah sebuah teater klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan agresi dan obrolan yang amat gaya. Selain itu, lampau teater ini dipentaskan di sela-sela pementasan noh meski kini terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng.
9. Mithila-Orissa
Mithila-orissa berasal dari Odissi, India. Teater ini menandai adanya imbas tarian di dalam interaksi budaya antardaerah.
10. Pansori
Pansori ialah suatu format dalam cerita. Ada seorang pemain sandiwara sebagai sentra yang memberikan obrolan dan nyanyian menjadi suatu kisah utuh, sedangkan pemain sandiwara yang lain menambahkan penggambaran suasana hati dan irama sesuai kisah disertai pukulan drum dan kata-kata lisan yang disebut chuimsae. Baik talchum maupun pansori tidak mempunyai naskah tertulis. Keduanya menggunakan sastra lisan yang berkembang secara turun temurun.
11. Talchum
Talchum secara harfiah berarti tari topeng. Talchum ialah seni pertunjukan yang mengandung seni musik, tari, dan termasuk juga seni teater. Para pemain menggunakan topeng dan memainkan naskah dengan dialog, tarian, dan nyanyian. Oleh alasannya itu, pemain sandiwara sanggup merahasiakan identitas mereka. Banyak dari permainan yang dimainkan mengandung syair sindiran.
B. misal Karya Seni Teater Modern Mancguagara di Asia
Karya seni teater modern di mancguagara ialah karya seni teater di mancguagara yang tidak lagi terikat hukum kedaerahan. Karya seni teater tersebut sudah dimodernisasi dengan kreativitas para seniman tanpa mengindahkan hukum kedaerahan. Berikut karya seni teater modern di Malaysia dan Jepang:1. Teater Modern di Jepang
Teater modern Jepang dimulai awal kurun ke-20 (1910) dengan tetap pada konsep shingeki (percobaan gaya teater Barat) dengan mengambil gaya naturalistik dan tema-tema kontemporer yang kontras dengan noh ataupun kabuki.
Para periode diberikutnya muncul fenomena pertumbuhan dalam drama kreasi baru, di mana memperkenalkan konsep estetik yang segar dan merevolusi teater modern ortodoks. Selain itu, dipakai gaya realistis dan bentuk drama psikologi.
misal teater modern Jepang ialah opera Pinokio yang pernah dipentaskan oleh kelompok teater Jepang, Konnyakuza, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 16-17 Mei 2017 silam.
Naskah opera Pinokio ini digarap oleh Kiyokazu Yamamoto bersama sutradara Tae Ito. Pertunjukan opera Pinokio tersebut didukung oleh empat pemain, yaitu Takao Imura, Toshiyuki Sato, Mayumi Okahara, dan Satomi Tanaka. Selain itu, diiringi permainan piano oleh Kyoko Hagi.
Ceritanya sangat orisinil, menonjolkan kegembiraan Pinokio berpetualang dan menjadi remaja sehabis berpetualang.
sepertiyang kisah Pinokio yang kita kenal selama ini, opera Pinokio ini juga mengisahkan boneka kayu dan pembuat boneka tersebut, yaitu seorang kakek berjulukan Gepetto.
Petualangan Pinokio berawal dari berangkat ke sekolah, kemudian terpengaruhi mengikuti pertunjukan boneka. Lalu, Pinokio ditipu oleh kucing dan rubah sehingga tersesat.
Oleh alasannya merasa lapar, ia makan tomat milik petani dan ditangkap alasannya dikira mencuri ayam. Pinokio dibebaskan sehabis diketahui bahwa yang mencuri ayam ialah kucing dan rubah.
Petualangan Pinokio berlanjut, yaitu naik kereta kuda sampai lupa wktu dan bermetamorfosis keledai alasannya lupa wktu tersebut. Pengrajin tabuh melemparkannya ke bahari dan Pinokio ditelan ikan paus. Pinokio bertemu kakek Gepetto yang juga tertelan ikan paus dikala mengembara mencarinya. Mereka meloncat dari ekspresi ikan paus dan bebas.
Pinokio sudah mengembara jauh. Ia tidak spesialuntuk menjadi kuat, tetapi juga menjadi anak yang baik. Melalui opera ini, diperlukan belum dewasa bersikap baik dan tumbuh menjadi insan remaja yang baik. Selain itu, opera ini juga menawarkan bahwa belum dewasa butuh bermain.
Kelompk teater Jepang, Konnyakuza juga pernah tampil mementaskan Si Teto Robot (2001) dan Gauche the Cellist (2003) di Indonesia.
2. Teater Modern di Malaysia
Teater Malaysia berjudul Angin Kering. Teater ini karya Datuk Johan Jaaffar yang menggabungkan Persatuan Kreatif Budaya Anak Seni (KUBAS) dan Persatuan Warisan Budaya (AKRAB). Naskah Angin Kering ini mengisahkan ihwal sekumpulakn insan dari banyak sekali golongan yang sedang menghadapi ajal alasannya kekeenteng dan kegerahan.
Keadaan tersebut mendorong para insan tersebut berkhayal ihwal kemewahan sehingga melupakan keadaan yang sebenarnya. Konflik pun muncul ketika mereka saling mencari laba untuk diri sendiri.
Selain itu, teater Malaysia lainnya yaitu Kerusi, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok seni Teater dan Persembahan Anak Kolej PTPL (Rentak PTPL, Sabah). Juga ada teater Terdampar, karya Slwomir Mrozek yang dipentaskan oleh Sanggar Creative Production (Sarawak), Selanjutnya ada teater Uraung Ulu Hatinye Luke Lagih, karya Ibrahim Mohd. Selanjutnya teater Taib yang dipentaskan oleh kelompok KEULU (Terengganu). Terakhir, ada juga teater Jebat, karya Dr. Hatta Azad Khan yang dipentaskan oleh kelompok Resdungis (Pulau Pinang).
Karya-karya seni teater tersebut turut serta dalam bazar teater di Malaysia pada tahun 2006 silam. Sebagai pemenangnya yaitu teater berjudul Angin Kering, yang memperoleh 5 kategori penghargaan.
3. Teater Modern di Korea
Sesudah Negara Korea membuka pintu terhadap negara-negara gila pada tamat kurun ke-19, muncul teater modern yang pertama, yaitu Hyopyul-Sa, pada tahun 1902. "Permainan Baru" menjadi istilah Korea untuk drama Barat pada waktu itu. Panggung teater baru, ibarat Shakespeare mulai diperkenalkan sebagai gelombang gres dalam seni teater Korea. Sekarang ini format yang tradisional dilanjutkan oleh Lembaga Pelestarian Budaya. Dalam hal ini, pemerintah membiayai seniman tradisional untuk kelestarian teater tradisional.
Teater Korea kini mempunyai 3 misi utama. Pertama, pemerintah membiayai teater, ibarat Nasional Teater dan Seoul. Selain itu, pemerintah mendirikan Pusat Perbendaharaan Seni yang terdiri dari teater tradisional dan klasik Korea. Kedua, menimbulkan Daehakro sebagai Broadway-nya Seoul. Banyak pertunjukan teater eksperimental dan mutakhir diselenggarakan di Daehakro. Ketiga, tujuan paling besar ialah membangun teater Korea sebagai teater yang populer. Hal ini diusahakan dengan banyak membangun gedung teater besar di Seoul yang sebagian besar dipakai untuk panggung pertunjukan musik dan menyaingi Broadway.
Ciri-Ciri Teater Tradisional dan Teater Modern Mancguagara
A. Teater Tradisional Mancguagarasepertiyang teater tradisional Nusantara, teater tradisi mancguagara mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut:
1. Memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, contohnya bentuk dan cara penyajian, latar (setting), gerak fisik, dan irama pengiringnya.
2. Dialognya disertai dengan improvisasi.
3. Kaya akan pesan moral dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya, kisah Ramayana pada teater boneka di India.
4. Pertunjukkan diselenggarakan di pentas terbuka (outdoor).
5. Latar atau setting-nya masih simple (sederhana).
B. Teater Modern Mancguagara
sepertiyang teater modern di Indonesia, teater modern mancguagara mempunyai ciri-ciri sebagai diberikut:
1. Masih menggunakan naskah
2. Terdapat kebebasan diberimprovisasi
3. Dialog ialah sampiran cerita
4. Timbul dari golongan elit atau kaum terpelajar
5. Kebanyakan meliputi Koreksian terhadap kehidupan masa kini.
Unsur-Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Teater Modern Mancguagara
Selain unsur pokok pementasan teater, terdapat juga unsur pendukung yang berperan dalam keberhasilan pementasan teater, baik teater tradisi maupun teater modern. Adapun unsur-unsur pendukung itu ialah sebagai diberikut:
Unsur-Unsur Pendukung Pementasan Teater Tradisional dan Modern Mancguagara
1. Tata RiasTata rias ialah unsur pendukung keberhasilan suatu pementasan teater. Tata rias ini sanggup mendukung kejelasan tabiat atau karakter tokoh yang diperankan.
2. Tata Busana
Pakaian atau busana ialah unsur yang juga sanggup memmenolong memperjelas karakter tokoh yang diperankan. Selain itu, busana yang memadai dan sempurna sanggup membuat penonton lebih tertarik untuk menyaksikan pementasan teater.
3. Tata Musik
Tata musik ialah unsur pendukung pementasan teater yang sanggup menghidupkan suasana lakon melalui suara. Ienteng musik yang dipakai hendaknya sesuai dengan adegan yang dipentaskan sehingga benar-benar menghidupkan lakon tersebut.
4. Tata Cahaya
Unsur cahaya ini mendukung pementasan teater dalam hal memdiberi penerangan dan melenyapkan petang. Tata cahaya juga sangat berkaitan dengan penggambaran latar waktu dan suasana, ibarat ekspresi dominan atau cuaca dalam adegan yang ditampilkan. Selain itu, berfungsi dalam memperkuat kejiwaan sebuah lakon. Tata cahaya sanggup membuat bagian-bagian tertentu dari pentas sesuai dengan lakon yang sedang dimainkan.
5. Dujungasi
Dujungasi ialah pemandangan yang menjadi latar dari sebuah tempat yang dipakai untuk memainkan lakon. Unsur ini sanggup mendukung suasana lakon dalam pementasan teater.
Demikianlah pembahasan lengkap perihal misal, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancguagara. Semoga bermanfaa!
Posting Komentar untuk "Contoh, Ciri, Unsur Pendukung Pementasan Teater Mancanegara"